Gaya Jepang Melawan Resesi Global, Amati Bagaimana Negara Maju Bertindak

photo author
- Minggu, 27 November 2022 | 10:11 WIB
Ilustrasi bendera jepang dan gejolak ekonomi dengan indikator pasar bursa  Sumber Foto: istock
Ilustrasi bendera jepang dan gejolak ekonomi dengan indikator pasar bursa Sumber Foto: istock

LIPUTANBEKASI.COM - Lonjakan inflasi menyebabkan kesulitan finansial dan ketidakjelasan di seluruh dunia. Di Jepang, kelesuan ini diperparah oleh faktor kedua, yaitu melemahnya nilai tukar yen di saat harga-harga barang meningkat yang membuat daya beli makin tergerus.

Banyak rumah tangga bertanya-tanya kapan tekanan ganda terhadap keuangan mereka akan mereda. Jawabannya mungkin tergantung pada keputusan para pembuat kebijakan di sisi lain Pasifik.

Para pejabat pemerintah dan pemimpin bank sentral di banyak negara berupaya membendung kenaikan harga dengan kebijakan pengetatan moneter yang agresif.

Baca Juga: Usai Drama Snowdrop, Jung Hae In Kembali Bintangi Drama Korea Terbaru Berjudul Connect! Berikut Sinopsisnya!

 Beberapa pakar memperingatkan kebijakan tersebut mungkin bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi hingga ke titik yang bisa memicu resesi global.

Dana Moneter Internasional (IMF) juga mengungkapkan sentimen yang sama dengan memperingatkan bahwa tekanan kenaikan harga tetap menjadi ancaman utama terhadap kesejahteraan saat ini dan masa depan.

Ancaman tersebut bisa terjadi dalam waktu dekat dengan menggerus pendapatan riil dan mengganggu stabilitas ekonomi makro.Ada beberapa tanda kelonggaran di masa depan.

IMF memperkirakan indeks harga konsumen global akan mencapai puncaknya sebesar 8,8 persen pada 2022, sebelum melandai ke 6,5 persen pada 2023. Namun, IMF juga memprediksikan bahwa mungkin perlu waktu selama setahun lebih sebelum indeks kembali turun ke kisaran 4 persen seperti yang pernah tercatat pada 2021.

Baca Juga: Asal Usul dan Cara Menyembuhkan Inner Child

Lonjakan inflasi sebagian besar disebabkan oleh pandemi virus korona dan konflik Ukraina yang menjadi faktor gabungan dalam mendorong harga energi, komoditas, dan pangan ke tingkat yang sangat tinggi.

Di Amerika Serikat (AS), Dewan Gubernur The Fed meresponsnya dengan kebijakan pengetatan moneter yang berkelanjutan. The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,75 basis poin pada 2 November untuk keempat kalinya secara beruntun.

 Kebijakan itu dikhawatirkan oleh beberapa pihak akan mendorong dunia ke jurang resesi. Meski tingkat pengangguran di AS stabil, pasar perumahan dan belanja personal mengalami kelesuan.

“Jepang ambil kebijakan sendiri”

AS bukan satu-satunya negara yang berupaya mencapai keseimbangan yang rapuh antara upaya mengatasi inflasi dengan pengetatan dan mencegah perlambatan ekonomi yang cepat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Andini P.

Sumber: nhk.or.jp

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X