Di Tengah Volatilitas Ekstrem, Fundamental Aset Kripto Dinilai Tetap Kokoh Meski Bitcoin Turun di Bawah US$90.000

photo author
- Rabu, 19 November 2025 | 20:31 WIB
Fundamental Aset Kripto
Fundamental Aset Kripto

LIPUTANBEKASI.COM - Pelaku pasar aset kripto dalam negeri menilai bahwa koreksi harga Bitcoin (BTC) yang sempat turun hingga di bawah 90.000 dolar Amerika Serikat merupakan bagian dari dinamika alami siklus pasar kripto dan tidak mengubah fundamental aset digital tersebut yang dinilai tetap kuat.

Vice President Indodax Antony Kusuma menyatakan bahwa pergerakan harga saat ini lebih banyak dipengaruhi faktor teknis dan sentimen global jangka pendek yang membuat volatilitas meningkat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir.

"Fundamental aset digital tetap kuat, dan di situasi seperti ini penting bagi investor untuk mengambil keputusan secara tenang dan terukur,” ujar Antony dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Harga BTC pada Selasa 18 November sempat menyentuh level 89.000 dolar AS yang menjadi titik terendah dalam tujuh bulan terakhir sehingga memicu kekhawatiran sebagian investor ritel yang melihat penurunan tajam ini terjadi dalam waktu singkat.

Koreksi tersebut muncul di tengah kombinasi tekanan teknis, arus keluar signifikan dari ETF Bitcoin berbasis AS serta meningkatnya kegelisahan pasar terkait rencana tarif baru Pemerintahan AS yang dinilai dapat menekan aset berisiko.

Selama empat hari berturut-turut ETF Bitcoin di Amerika Serikat mencatat arus keluar besar dari total kepemilikan 441.000 BTC menjadi sekitar 271.000 BTC dengan puncaknya redemption lebih dari 800 juta dolar AS dalam satu hari sehingga menambah tekanan jual di pasar spot maupun derivatif.

Tekanan menjadi semakin kuat setelah Bitcoin gagal mempertahankan level US$92.000 yang sebelumnya menjadi area support dan kemudian jatuh melewati batas psikologis 90.000 dolar AS yang membuat pelaku pasar memantau potensi penurunan lanjutan.

Meski demikian Antony menilai bahwa pelemahan harga saat ini tidak mencerminkan penurunan fundamental aset kripto secara keseluruhan karena pasar digital kerap mengalami fase volatilitas ekstrem ketika menyesuaikan diri dengan kondisi makroekonomi global.

"Kami memahami koreksi cepat bisa membuat banyak investor merasa cemas, namun fase seperti ini biasanya bersifat sementara dan pasar akan kembali bergerak lebih rasional setelah volatilitas mereda," katanya.

Ia menambahkan bahwa volatilitas jangka pendek tidak mengubah pandangan jangka panjang para pelaku pasar berpengalaman yang masih melihat potensi pertumbuhan kuat pada aset digital utama seperti Bitcoin.

"Bagi investor jangka panjang, momen seperti ini sering dianggap sebagai peluang untuk menambah posisi secara bertahap," ujar Antony.

Antony juga menegaskan bahwa keyakinan terhadap aset digital tetap kuat meskipun harga sedang berada dalam tekanan sehingga penting bagi investor untuk tidak mengambil keputusan emosional.

Di tengah volatilitas yang meningkat ia mengimbau seluruh investor untuk mengutamakan manajemen risiko serta memastikan strategi investasi tetap disiplin sesuai tujuan masing-masing.

Koreksi mendalam ini dinilai wajar terjadi setelah Bitcoin sempat mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa pada awal Oktober 2025 sehingga pasar perlu waktu untuk melakukan penyesuaian kembali sebelum menemukan momentum baru.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fauzi Ghanim

Rekomendasi

Terkini

X