IHSG Sentuh Level ATH Berkat Rebalancing MSCI dan Kajian RPP Demutualisasi yang Dorong Optimisme Pelaku Pasar Domestik

photo author
- Selasa, 25 November 2025 | 11:25 WIB
IHSG
IHSG

LIPUTANBEKASI.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin sore resmi mencetak rekor tertinggi sepanjang masa atau All Time High (ATH) yang didorong kuat oleh proses pengocokan ulang atau rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI).

IHSG ditutup menguat 155,90 poin atau 1,85 persen hingga mencapai posisi 8.570,25 yang menjadi level tertinggi sejak indeks tersebut pertama kali tercatat, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 17,67 poin atau 2,09 persen hingga ditutup pada posisi 863,35.

Kepala Riset Phintraco Sekuritas Ratna Lim menjelaskan bahwa kenaikan tajam IHSG pada awal pekan ini sangat dipengaruhi oleh rebalancing MSCI November 2025 yang menjadi acuan penting bagi investor global dan berlaku efektif pada 25 November 2025, sehingga arus modal asing masuk dalam jumlah besar ke saham-saham tertentu yang masuk daftar indeks tersebut.

“Penguatan IHSG ini ditopang oleh rebalancing MSCI November 2025 yang berlaku efektif pada 25 November 2025,” ujar Ratna dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Dari sisi domestik, pemerintah bersama otoritas pasar modal saat ini tengah melakukan kajian menyeluruh terhadap penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Demutualisasi Bursa Efek yang menjadi amanat dari Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) dan diproyeksikan membawa perubahan besar pada struktur kelembagaan pasar modal Indonesia.

RPP Demutualisasi akan mengubah kepemilikan BEI yang sebelumnya dimiliki sepenuhnya oleh anggota bursa menjadi perseroan dengan struktur kepemilikan lebih terbuka sehingga status keanggotaan bursa akan dipisahkan dari kepemilikan saham BEI dan diharapkan menghasilkan tata kelola yang lebih kuat serta mendorong likuiditas perdagangan.

Pelaku pasar juga mencermati sentimen eksternal, khususnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang sempat tertunda penerbitannya akibat government shutdown dan diperkirakan akan menjadi salah satu indikator arah kebijakan moneter global dalam beberapa pekan ke depan.

Producer Price Index (PPI) AS untuk bulan September 2025 diproyeksikan tumbuh 0,5 persen setelah terjadi deflasi 0,1 persen pada Agustus 2025, sedangkan data retail sales periode yang sama diperkirakan melambat menjadi 0,3 persen month to month (mtm) dari sebelumnya 0,6 persen (mtm) pada bulan Agustus.

Sejak pembukaan perdagangan, IHSG bergerak stabil di zona positif dan bertahan hingga penutupan sesi pertama, lalu berlanjut menguat di sesi kedua hingga akhirnya ditutup di level tertinggi harian yang sekaligus menjadi rekor baru IHSG.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sebelas sektor mencatatkan penguatan dengan sektor barang konsumen non primer menjadi yang terbesar dengan kenaikan 2,73 persen, diikuti sektor industri yang naik 2,52 persen serta sektor properti yang meningkat 2,50 persen berkat aliran dana asing serta rotasi portofolio pelaku pasar.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar pada perdagangan hari itu antara lain DOOH, BMHS, DGNS, BOGA, dan INET, sedangkan saham-saham yang melemah paling dalam meliputi PURI, KOKA, NAYZ, MEJA, dan PGJO.

Total frekuensi transaksi perdagangan saham mencapai 2.551.884 kali dengan volume mencapai 51,65 miliar lembar saham senilai Rp45,65 triliun dan sebanyak 343 saham ditutup menguat, 297 saham melemah dan 172 saham tercatat stagnan.

Di kawasan regional, bursa Asia mencatatkan kinerja yang bervariasi dengan indeks Nikkei melemah 1.198,06 poin atau 2,40 persen ke level 48.625,88, sementara indeks Hang Seng menguat 496,48 poin atau 1,97 persen ke posisi 25.716,57, indeks Shanghai naik tipis 1,87 poin atau 0,05 persen ke 3.836,77, dan indeks Strait Times menguat 27,49 poin atau 0,62 persen ke level 4.496,07.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fauzi Ghanim

Tags

Rekomendasi

Terkini

X