Harga Minyak Anjlok Setelah Kemarin Tembus Rekor Terbaru

photo author
- Kamis, 7 Oktober 2021 | 18:05 WIB
Ilustrasi Kilang Minyak dan Gas Bumi (Janrune Smenes Reute/Pexels)
Ilustrasi Kilang Minyak dan Gas Bumi (Janrune Smenes Reute/Pexels)

LIPUTAN BEKASIHarga minyak mentah sendiri anjlok sekitar hampir dua persen pada akhir perdagangan di hari Rabu tanggal 6 Oktober kemarin, waktu Amerika Serikat.

Harga itu melorot tajam setelah minyak Brent sendiri tembus di rekor tertingginya sejak tahun 2018 yang lalu dan ada minyak WTI sejak 2014 yang lalu dikarenakan aksi ambil untung dari pelaku pasar.

Harga dari minyak mentah berjangka sendiri bernama Brent untuk pelaporan pada Desember anjlok dikisaran 1,8 persen menjadi US$77,43 per barel, setelah ia melewati masa masa rekor tertingginya, yaitu dikisaran US$79.78 per barel.

Departemen Energi Amerika Serikat menyampaikan bahwa persediaan minyak mentah AS sendiri naik sekitar 2,3 juta barel pada minggu yang lalu.

Baca Juga: 51 Orang Tersingkir dari Daftar Orang Terkaya AS, Termasuk Juga Oprah Winfrey hingga Donald Trump

Persediaan bahan bakar minyak juga turut meningkat tajam.

“Kami sendiri melihat aksi ambil untung karena harga minyak tersebut naik secara signifikan,” kata Direktur Tradition Energy Stamford Gary Cunningham, yang dilansir Antara hari Kamis tanggal 7 Oktober.

Yang diketahui, harga minyak Brent sendiri telah naik lebih dari 50 persen disepanjang tahun ini.

Baca Juga: Microsoft Luncurkan Versi Terbaru Windows 11, Ini Bedanya dari Windows 10!

Kenaikan dari persentase tersebut menambah tekanan inflasi yang mengancam upaya pemulihan ekonomi di tengah pandemic covid-19.

Dilain sisi, gas alam cair menaiki rekor puncaknya di Eropa, dan harga batu bara pun dari eksporti utama juga menyentuh harga tertinggi sepanjang sejarah.

Menteri Energi AS bernama Jennifer Granholm menyampaikan membuka sebuah kemungkinan memerangi harga dengan melepas seluruh cadangan yang strategis atau berupaya menghentikan laju ekspor minyak.

Baca Juga: Sinopsis Film Jumper : Kisah Seseorang yang Berteleportasi untuk Pindah Tempat Sesuai Keinginannya

Padahal, negara negara yang produsen utama minya atau (OPEC) dan sekutunya sendiri yaitu (OPEC+) telah menyetujui untuk meningkatkan hasil produksi secara bertahap ditengah persaingan energi yang sangat ketat.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Refly Rafesqy

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X