LIPUTANBEKASI.COM - Ketika seseorang tertekan oleh sebuah situasi dalam kehidupannya orang akan menjadi cemas terhadap suatu hal tersebut yang bisa memicu stress.
Banyak orang yang menyangka Stress dan cemas memiliki kesamaan arti padahal hal ini tidaklah benar.
Terdapat beberapa tingkatan stress dan cemas pada diri seseorang, ada yang cemas karena tekanan ekonomi, pekerjaan, tuntutan orang lain, untuk mengetahui apa sebetulnya perbedaan dua kata ini. Mari kita simak.
Stres merupakan bentuk reaksi pertahanan diri ketika Anda berada dalam situasi yang penuh tekanan. Meski tidak disukai, stres sebenarnya merupakan bagian dari insting primitif manusia untuk menjaga kita tetap aman dan hidup.
Baca Juga: Skuad Mengerikan Timnas Portugal di Piala Dunia 2022: Cristiano Ronaldo Jadi Pilihan Tak Tergantikan
Sebagai contoh, saat Anda harus melakukan presentasi proyek pekerjaan minggu depan, tubuh merasakan hal tersebut sebagai bahaya atau ancaman.
Untuk melindungi Anda, otak mulai memproduksi sejumlah hormon dan senyawa kimia seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin yang memicu reaksi “fight or flight” dalam tubuh.
Reaksi inilah yang akan mendorong Anda melakukan suatu usaha, misalnya belajar atau mempersiapkan presentasi sebaik mungkin supaya semua berjalan dengan lancar.
Sementara itu, cemas merupakan reaksi spesifik terhadap stres. Familiar dengan sensasi perut mulas, kepala pusing, jantung deg-degan, dan keringat dingin saat Anda diliputi kekhawatiran sebelum berbicara di depan umum? Ini adalah beberapa pertanda Anda sedang cemas.
Baca Juga: Mengenang Diplomat Jenius H.Agus Salim Yang Lekat Dengan Rokok Kretek
Selain itu, kecemasan juga bisa menimbulkan serangkaian gejala seperti sulit tidur, sulit berkonsentrasi, kelelahan, tegang otot, atau perasaan cepat marah.
Jika stres hanya terjadi sementara, kecemasan biasanya bertahan lebih lama dan dirasakan terus-menerus walaupun pemicunya telah berlalu. Ini juga menjadi salah satu perbedaan yang cukup mencolok di antara stres dan cemas.
Stres dan cemas yang ringan biasanya masih bisa diatasi dengan perubahan pada kebiasaan sehari-hari, misalnya melakukan gaya hidup yang lebih aktif, makan makanan bergizi, dan tidur yang cukup.
Anda juga melakukan kegiatan sesuai minat, berbicara dengan orang yang dipercaya, atau memikirkan hal-hal yang baik dan menyenangkan.
Artikel Terkait
5 Ciri-Ciri Toxic People Yang Sebaiknya Dihindari Untuk Dijadikan Pasangan
Cegah Penyakit Gerd dengan Hindari Makanan Ini
Bunga Citra Lestari Dituduh Hamil, Begini Jawaban Istri Almarhum Ashraf Sinclair
Sempat Terpuruk 2 Hari, Bitcoin Kembali Buktikan Keperkasaannya Sentuh Rp 268 Juta
Ini Respon Nasdem yang Tak Dihadiri Jokowi saat Perayaan Acara Ulang Tahunnya, Publik: Tak Harmonis?
Jangan Sering Menahan Rindu Terlalu Lama Berbahaya Bagi Kesehatan - Inilah Fakta Ilmiahnya
Covid Kembali Mengganas,Simak Aturan Terbaru PPKM se-Indonesia
5 Tips Mudah Merawat Motor saat Musim Hujan agar Awet dan Prima
Lakukan Hal ini, Ketika Anak anak mengalami Keterlambatan Bicara atau Speech Delay
Kesenian Ondel-ondel Yang Kini Beralih Fungsi