LIPUTANBEKASI.COM – Kecanduan media sosial atau FOMO (Fear of Missing Out) dimana seseorang merasakan perasaan takut dan memiliki persepsi kalau orang lain itu lebih baik dibandingkan dirinya, sehingga menimbulkan rasa iri dan menimbulkan rendahnya harga diri, yang semakin diperburuk dengan aktifnya penggunaan media sosial.
Media sosial itu memang penghubung dengan banyak jaringan pertemanan secara on-line dengan beragam hal yang disebarkan ini, bisa mengarah ke kecanduan media sosial.
Efek nyata dari kecanduan media sosial ini adalah setiap saat selalu melihat alat komunikasi ini bahkan saat berbicara serius dengan orang lain tetap saja tak bisa lepas dari handphone.
Baca Juga: Skuad Mengerikan Timnas Portugal di Piala Dunia 2022: Cristiano Ronaldo Jadi Pilihan Tak Tergantikan
Handphone itu memang penting, namun tetaplah terhubung secara normal dengan orang lain, kadang lepas alat komunikasi inipun seharusnya tidak masalah.
Bahkan saat ini istilah-istilah yang viral seperti body count yang sebenarnya memiliki arti jumlah korban suatu peristiwa tertentu, namun dalam penerapan di media sosial yang hangat dibicarakan mengarah pada seks bebas atau berapa banyak orang yang pernah berhubungan seks dengannya.
Atau spill berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti menumpahkan. Namun istilah ini viral yang artinya menceritakan rahasia sampai aib seseorang kepada orang lain.
Bahkan beragam istilah lain salty, pargoy dan istilah-istilah lain yang terdengar sangat negatif dan bertanda petik, namun itu hal itu justru dilakukan dengan banyaknya pengakuan di media sosial.
Sebagai orang tua tentu memiliki peran besar sebagai seseorang yang lebih dewasa yang seharusnya bisa memberikan pengarahan untuk anak-anaknya.
Karena orang tua memang sudah lebih berpengalaman, sudah seharusnya membimbing mereka anak-anaknya
Baca Juga: Mengenang Diplomat Jenius H.Agus Salim Yang Lekat Dengan Rokok Kretek
- Memberi Pengarahan Bermedia Sosial
Sudah seharusnya orang tua itu mengatur. Membuat batasan antara kewajiban yang tetap harus berjalan dan waktunya rehat atau istirahat.
Juga saatnya dia bersosialisasi dengan orang lain, belajar hal baru bisa lewat on-line atau bertemu langsung, juga penggunaan media sosial secara positif dan bermanfaat.
Juga pengarahan bahwa orang itu juga butuh bergerak dan beraktivitas.
Artikel Terkait
Liverpool Dijual? Sempat Diisukan Pindah, Jurgen Klopp: Saya Tetap Komitmen Jika…
4 Destinasi Wisata Murah di Qatar, Namun Tidak Murahan!
Motor 3 Roda Piaggio MP3 300 hpe Sport 2023 Resmi Muncul Di Indonesia, Simak Keunikannya!
Presiden Jokowi Resmikan Infrastruktur Bali, Indonesia Siap Menerima Tamu-Tamu KTT G20 Mendatang
Kupas Fakta Pulau Socotra, Yang Diduga Tempat Persembunyian Dajjal
Website halal.go.id Untuk Cek Status Sertifikasi Halal Produk, Begini Caranya
Inilah Ciri kamu Sedang Kelelahan Mental dan Cara Mengatasinya - Simak Penjelasannya
Kasus Investasi Bodong Net89: Inilah Beberapa Publik Figur Yang Diperiksa Polisi
Penjelasan Kepribadian Sanguinis, Melankolis, Koleris dan Plegmatis, Kamu yang Mana?
Anak Anggota DPRD jadi Korban Tabrak Lari, Netizen Curigai Hal Ini