Whistleblower Ungkap Bahwa Facebook Mengutamakan Keuntungan Dibanding Mempersempit Sebuah Ujaran Kebencian

photo author
- Rabu, 6 Oktober 2021 | 06:20 WIB
Ilustrasi: Facebook  (Foto: Pixabay/firmbee)
Ilustrasi: Facebook (Foto: Pixabay/firmbee)

LIPUTANBEKASI.COM - Seorang whistleblower Facebook (FB.O) pada hari Minggu lalu menduga bahwa raksasa media sosial tersebut telah berulang kali memprioritaskan sebuah keuntungan daripada mempersempit sebuah ujaran kebencian dan menyebarnya banyak sekali informasi yang salah, serta mengatakan kepada pengacarannya telah mengajukan sedikitnya delapan keluhan.

seorang yang bernama France Haugen, ia bekerja sebagai manajer sebuah produk di tim misinformasi sipil di Facebook sendiri.

Ia muncul pada hari Minggu disebuah acara program televisi yang berjudul "60 menit," mengatakan identitasnya sebagai pelapor yang membantu memimpin sebuah penyelidikan Wall Street Journal di instagram sudah merugikan para gadis gadis remaja.

Facebook sendiri mendapatkan sebuah kecaman setelah Wall Street Journal merilis dokumen internal yang menunjukan tentang bahayanya kesehatan mental untuk para anak anak muda.

Baca Juga: Mark Zuckerberg Rugi Rp. 85,8 Triliun Akibat Whatsapp,Instagram dan Facebook Down

Haugen sendiri akan bersaksi di depan para submite senat pada hari Selasa mendatang dalam sebuah sidang yang berjudul "Melindungi anak anak secara Online," tentang sebuah penelitian perusahaan dengan efek instagram pada anak anak muda tersebut.

"Ada sebuah perbedaan pendapat antara apa yang baik untuk masyarakat dan apa yang baik untuk facebook sendiri," ungkapnya dalam sebuah wawancara.

"bisa dilihat berkali kali facebook lebih memilih mengoptimalkan untuk kepentingannya sendiri seperti halnya menghasilkan lebih banyak cuan."

Baca Juga: Ini Daftar Ponsel yang Tidak Bisa Lagi Akses WhatsApp Mulai 1 November

Haugen sendiri yang sebelumnya pernah bekerja di Google serta Pinterest, mengungkapkan Facebook telah berbohong kepada publik tentang sebuah kemajuan yang dibuatnya hanya untuk mempersempit ujaran kebencian dan informasi informasi yang salah pada media sosialnya.***

Baca Juga: Pandora Papers : Dokumen Penghubung Para Pemimpin Dunia Dengan Sebuah Kekayaan Yang Tak Terbatas

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Putra Alviandi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X