nasional

Banyak Kayu Gelondongan Terbawa Banjir Sumatera, Eks Penyelidik KPK Soroti Dugaan Pembalakan Liar

Rabu, 10 Desember 2025 | 19:02 WIB
Eks penyelidik KPK menyebut kemungkinan adanya praktik pembalakan liar hingga korupsi di Sumatera (YouTube/Abraham Samad Speak Up)

LIPUTAN BEKASI - Eks penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Aulia Postiera menanggapi maraknya dugaan pembalakan liar yang muncul setelah banjir besar melanda sejumlah wilayah di Sumatera.

Aulia menilai indikasi itu semakin kuat setelah beredarnya video dan foto yang menunjukkan banyak kayu gelondongan terbawa arus banjir.

Ia mengatakan bahwa ukuran kayu yang terbawa banjir memiliki diameter yang beragam dan tampak seperti hasil penebangan terstruktur.

“Banyak kayu gelondongan yang masuk ke wilayah penduduk yang disapu oleh banjir itu,” ujar Aulia dikutip dari podcast di YouTube Abraham Samad Speak Up pada Rabu, 10 Desember 2025.

Baca Juga: 22 Tewas di Kebakaran Terra Drone, Pemprov DKI Tanggung Penuh Biaya Korban

Ia menjelaskan bahwa kayu yang berasal dari pohon tumbang karena banjir biasanya tidak memiliki bentuk potongan rapi.

Aulia menegaskan bahwa kondisi tersebut mengindikasikan keterlibatan manusia dalam proses penebangan.

Menurutnya, korupsi memiliki dampak besar tidak hanya pada birokrasi, tetapi juga pada kerusakan lingkungan.

Baca Juga: KBRI Jadwalkan Gelombang Kedua Pemulangan 54 WNI Korban Scam Myanmar pada 12 Desember

“Ii yang terjadi saat ini, ini yang paling besar karena kalau kita melihat apa yang terjadi di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh itu hutannya gundul,” kata Aulia.

Ia menambahkan bahwa berbagai penelitian dan laporan lembaga swadaya masyarakat telah lama menunjukkan adanya aktivitas pembalakan liar dan pertambangan ilegal di sejumlah kawasan.

“Sudah banyak peneliti, banyak NGO yang menyatakan bahwa ini terjadi pembalakan liar, ini terjadi illegal mining di wilayah-wilayah tersebut dan tidak ada penegakan hukum,” lanjutnya.

Aulia juga meyakini bahwa praktik penebangan liar tersebut dilakukan oleh korporasi.

“Pembalakan liar itu dilakukan korporasi, rakyat kan nggak punya bekho,” ucapnya.

Halaman:

Tags

Terkini