gaya-hidup

Waspada Pemanis Buatan, Riset Neurology Sebut Konsumsi Harian Bisa Mempercepat Penuaan Otak hingga 1,6 Tahun Lebih Cepat

Sabtu, 6 September 2025 | 08:30 WIB
Foto ilustrasi gula - konsumsi pemanis buatan yang bisa memengaruhi kesehatan.

LIPUTANBEKASI.COM - Banyak orang beralih ke pemanis buatan dengan alasan ingin menghindari bahaya kesehatan dari konsumsi gula murni.

Pemanis buatan adalah zat sintetik atau turunan alami yang digunakan untuk memberi rasa manis pada makanan maupun minuman.

Dibandingkan gula biasa, kandungan kalori pada pemanis buatan jauh lebih sedikit, bahkan ada yang sama sekali tidak mengandung kalori.

Meski begitu, sebuah studi terbaru dalam jurnal Neurology mengungkapkan risiko kesehatan yang mengejutkan dari konsumsi pemanis buatan.

Baca Juga: Biaya Perbaikan Fasilitas Umum hingga Gedung DPRD Rusak Akibat Demo Tembus Rp900 M, Kementerian PU Pasang Target 6 Bulan

Penelitian tersebut menemukan bahwa pemanis rendah kalori bisa mempercepat penuaan otak dan menurunkan fungsi kognitif.

Studi ini dilakukan terhadap lebih dari 12.700 orang dewasa selama delapan tahun untuk melihat dampak konsumsi pemanis buatan.

Beberapa jenis yang diteliti meliputi aspartam, sakarin, asesulfam-K, eritritol, xilitol, sorbitol, dan tagatosa.

Baca Juga: DPR RI Umumkan Rincian Take Home Pay Anggota Dewan Rp65,5 Juta per Bulan Usai Pemangkasan Tunjangan dalam Evaluasi Terbaru

Dalam kehidupan sehari-hari, pemanis buatan sering ditemukan pada makanan atau minuman yang dianggap sehat.

Contohnya adalah yoghurt rendah kalori, air beraroma, soda diet, hingga makanan penutup bebas gula.

Menurut penelitian, mereka yang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah besar mengalami penurunan kognitif yang lebih cepat.

Khususnya, konsumsi setara dengan satu kaleng soda diet setiap hari meningkatkan risiko penuaan otak secara signifikan.

Hasil studi menyebutkan bahwa kelompok ini mengalami penurunan kognitif hingga 62 persen lebih cepat dibandingkan kelompok lain.

Halaman:

Terkini