Artinya, otak mereka menua sekitar 1,6 tahun lebih cepat daripada seharusnya.
Temuan ini memperlihatkan bahwa meski rendah kalori, pemanis buatan tetap membawa efek samping jangka panjang.
Risiko ini bisa mengganggu kesehatan kognitif, yang merupakan aset penting dalam menjaga kualitas hidup di usia lanjut.
Peneliti mengingatkan bahwa masyarakat sebaiknya lebih bijak dalam mengonsumsi makanan atau minuman berlabel “rendah gula.”
Pemanis buatan memang membantu mengurangi kalori, tetapi bukan berarti benar-benar aman untuk kesehatan otak.
Oleh sebab itu, para ahli menyarankan pola hidup seimbang dengan membatasi konsumsi pemanis buatan.
Kesehatan tetap menjadi investasi jangka panjang yang jauh lebih berharga daripada sekadar mengurangi kalori sesaat.