LIPUTAN BEKASI - PT Eurokars Motor Indonesia menilai tren penjualan kendaraan bermotor di Indonesia baru akan menunjukkan pertumbuhan pada semester kedua tahun 2026.
Perusahaan memprediksi bahwa pada semester pertama 2026, kondisi pasar otomotif masih akan cenderung stagnan atau serupa dengan capaian penjualan sepanjang 2025.
Pandangan ini disampaikan seiring dinamika industri otomotif nasional yang masih menghadapi tantangan daya beli dan kondisi ekonomi makro.
Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia, Ricky Thio, menyebutkan bahwa pertumbuhan di paruh kedua 2026 memerlukan dukungan dari berbagai pihak.
Menurutnya, peran pemerintah menjadi faktor penting dalam menciptakan iklim industri yang kondusif dan berkelanjutan.
Ia menekankan pentingnya stabilitas sosial sebagai fondasi utama untuk memulihkan kepercayaan konsumen terhadap pembelian kendaraan.
Selain itu, kemudahan birokrasi dinilai mampu mendorong kelancaran investasi dan aktivitas bisnis di sektor otomotif.
Ricky juga menyoroti perlunya kompetisi industri yang sehat agar pertumbuhan pasar dapat terjadi secara seimbang.
Sinergi lintas ekosistem, mulai dari produsen, distributor, hingga penyedia layanan pendukung, menjadi aspek krusial dalam mendorong pemulihan industri.
“Kurva daya beli diharapkan kembali naik. Dengan ekosistem yang sehat dan kolaboratif, industri ini akan menemukan momentumnya,” kata Ricky melalui keterangan resminya, Selasa.
Untuk menyambut tahun 2026, PT Eurokars Motor Indonesia telah menyiapkan strategi pemasaran yang lebih terarah dan presisi.
Strategi tersebut difokuskan pada segmentasi konsumen yang mengutamakan kenyamanan dalam berkendara.
Artikel Terkait
Omoda dan Jaecoo Catat Rekor Penjualan Global 43.481 Unit di November 2025, Segmen EV dan Hybrid Jadi Motor Utama Pertumbuhan
Xpeng Resmi Gandeng EPMB Group Dirikan Pabrik Malaysia, Jadikan Basis Produksi Kendaraan Setir Kanan di Asia Tenggara