Demokrasi adalah paradoks

LIPUTANBEKASI - Paradoks, yang diyakini berasal dari bahasa Yunani yakni "paradoxon" yang jika dijabarkan menjadi "contrary of expectation, belief or perceived opinion".

Merupakan sebuah pernyataan yang seolah-olah bertentangan atau berlawanan dengan asumsi umum, tetapi dalam kenyataannya mengandung sebuah kebenaran.

Dalam konteks kali ini mari kita membahas demokrasi.

Sebuah bentuk pemerintahan dimana rakyatnya ikut andil dalam menyeruakan suara sebagai hak mereka untuk merubah hidup, melalui keputusan dan kebijakan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Agar Kamar Mandi Selalu Wangi? Apalagi Menjelang Lebaran, simak hanya disini

Alih-alih komunis dan kerajaan, Indonesia memilih demokrasi dengan alasan karena demokrasi dapat mengakomodasi beragamnya kepentingan dan aspirasi masyarakat.

Selain itu, demokrasi juga menganut equality of law, dimana seluruh rakyat memiliki strata yang sama didepan hukum, yang juga menjamin kebebasan berpendapat tiap-tiap dari mereka karena memiliki hak yang sama.

Namun, jika demokrasi menjamin hak bersuara rakyat, alih-alih damai yang didapat, bukankah akan selalu ada perdebatan yang mencuat atas satu hal dan yang lainnya?.

Jika bagian dari sehatnya demokrasi ditandai dengan terjaminnya bebas berpendapat dan mengkritik, maka bukankah berarti sistem demokrasi sendiri adalah jauh dari kata damai.

Baca Juga: Bagaimana Cara Agar Kamar Mandi Selalu Wangi? Apalagi Menjelang Lebaran, simak hanya disini

Paradoks bukan, suatu hal yang kita anggap sudah ajeg dan adil nyatanya masih terdapat kekurangan bahkan bertolak belakang dengan tujuan sistem itu sendiri.

Tidak ada sistem yang sempurna selama sistem tersebut dibuat oleh manusia.

Sangat sulit rasanya agar negara yang sungguh banyak perbedaannya ini untuk menerapkan bhineka tunggal ika.

Semangat para presiden dan petinggi pejabat jujur lainnya, semoga keikhlasan kalian dalam berkiprah menjaga keutuhan NKRI lunas terbayar!.***