LIPUTANBEKASI.COM- Bulan Ramadhan akan tiba, yang berarti umat Islam akan melaksanakan puasa Ramadhan pada bulan tersebut selama satu bulan penuh.
Kita simak yuk, sejarah mengenai puasa Ramadhan berikut ini:
1. Puasa mulai disyariatkan setelah peristiwa hijrah
Menurut sejarah, awal mulanya puasa disyariatkan adalah setelah peristiwa hijrah, diceritakan oleh Syekh Manna' Al-Qaththan.Sebelum puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah SAW sudah aktif melaksanakan puasa Asyura (10 Muharram) ketika berada di Madinah setelah peristiwa hijrah.
Imam Bukhari Muslim meriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas RA, "Ketika tiba di Madinah, Rasulullah SAW menyaksikan umat Yahudi Madinah berpuasa Asyura. 'Puasa apa?' tanya Rasulullah SAW. 'Ini (Asyura) hari baik. Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israil dari musuh mereka pada hari ini,' jawab Yahudi Madinah. Rasulullah SAW kemudian juga ikut berpuasa Asyura dan memerintahkan sahabatnya untuk berpuasa Asyura."
2. Perintah wajib melaksanakan puasa Ramadhan turun pada tahun kedua hijriyah
Pada tahun kedua hijriyah, barulah puasa di bulan Ramadhan disyariatkan.
Allah SWT, dalam Surat Al-Baqarah ayat 183-185, menurunkan surat tersebut sebagai perintah untuk wajib melaksanakan puasa Ramadhan.Setelah puasa Ramadhan diwajibkan, Rasulullah SAW pun memberikan pilihan kepada para sahabat untuk mengamalkan puasa Ramadhan dan tidak mengamalkan puasa Asyura."Sungguh, Asyura adalah salah satu hari (milik) Allah. Siapa saja yang ingin berpuasa di dalamnya, silakan berpuasa," kata Rasulullah SAW.
Hadits di atas diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Ibnu Umar. (Al-Qaththan, 2012 M: 146).
Baca Juga: Bid'ah Itu Apa? Ustadz Hilmi Firdausi Bedah Seputar Bid'ah di Instagram
3. Larangan pada tahun pertama dilaksanakannya perintah wajib puasa Ramadhan
Guru besar hukum Islam di Mesir, Syekh Muhammad Afifi Al-Baijuri, atau dikenal dengan nama pena Syekh Muhammad Khudari Bek (1872-1927 M) mengatakan bahwa pada tahun pertama perintah wajib puasa Ramadhan, para sahabat dilarang untuk mendekati istri mereka pada malam-malam puasa.Ternyata, para sahabat merasa keberatan dengan larangan tersebut.
Lalu, Al-Qur'an melalui Surat Al-Baqarah ayat 187 meringankan beban berat dan sulit dari pelaksanaan ibadah Ramadhan.Melalui Surat Al-Baqarah ayat 187, tertulis bahwa diperbolehkan untuk menggauli istri pada malamnya di hari puasa.
Baca Juga: Keutamaan Sholat Shubuh dan Ashar Berjamaah
4. Pilihan antara mengerjakan puasa Ramadhan atau membayar fidyah
Ada pilihan bagi umat Islam untuk melaksanakan puasa Ramadhan atau membayar fidyah sebagai dendanya jika tidak melaksanakan puasa Ramadhan.Hal mengenai ini telah disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 183-184.Secara jelas, Surat Al-Baqarah ayat 184 memberikan pilihan pada umat Islam yang mampu berpuasa agar berpuasa atau membayar fidyah apabila tidak mampu berpuasa.Fidyah yang dimaksud yaitu memberi makan kepada fakir miskin setiap hari.Walaupun begitu, pilihan untuk melaksanakan puasa tetap lebih baik daripada fidyah.
Itulah sedikit penjelasan atas sejarah mengenai puasa Ramadhan, yang perintah untuk wajib melaksanakannya turun pada tahun kedua hijriyah.
Artikel Terkait
Fakta Unik Tentang Lama Waktu berpuasa di Berbagai Belahan Dunia: Urutan ke 5 di luar nalar
10 Amalan Utama Saat Bulan Ramadhan, Bangun Kesadaran Iman dan Raih Pahala Saat Puasa!
Apa Itu Puasa dalam Agama Islam? Bagaimana Tips Agar Puasa Tidak Bolong? Simak Penjelasannya Yuk!
Bagaimana Cara Bayar Hutang Puasa Ramadhan Karena Haid? Simak Penjelasannya Yuk!
Panduan Shalat Witir Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang Wajib Kamu Teladani, Begini Caranya