Liputanbekasi.com - Sejarah menarik Sholawat Asyghil menurut beberapa riwayat berasal dari Imam Ja’far Ash-Shadiq yang wafat pada 138 H. Beliau hidup di akhir masa dinasti Umuwiyyah dan awal era Abbasiyyah yang penuh intrik dan konflik politik. Sholawat Asyghil ini juga dikenal dengan sebutan Sholawat “Habib Ahmad bin Umar Al-Hinduan Baalawy” yang wafat pada 1122 H.
Dikarenakan sholawat ini tercantum dalam kitab kumpulan sholawat beliau yaitu Al-Kawakib Al Mudhi’ah Fi Dzikr, Al-Shalah Ala Khair Al-Bariyyah. Sholawat Asyghil ini dipopulerkan pertama kali di Indonesia melalui pemancar radio milik Yayasan Pesantren Asy-Syafi’iyyah yang saat itu diasuh oleh ulama besar dari Betawi KH Abdullah Syafi’i. Setelahnya beliau wafat pada 1406 H.
Salah satu senjata yang diandalkan oleh kaum muslimin adalah do’a, maka jangan pernah remehkan do’a kaum muslimin yang terzalimi, ditambah lagi dengan sholawat Nabi. Makar untuk merusak dan mencegah kekuatan kaum muslimin langsung dibalas tunai oleh Allah. Menurut KH Ali Yafie, Sholawat Asyghil digelorakan oleh ulama-ulama yang berada di wilayah Iraq. Tatkala Iraq dihancurkan oleh pasukan Mongol, Hulagu Khan.
Baca Juga: Apa Itu Tokutei Ginou? Bagaimana Cara Mendaftar Program Tokutei Ginou?
Sejarah mencatat pada tahun 1258 M, lebih dari 200.000 tentara Mongol menyerbu Iraq guna menumbangkan kekuasaan Bani Abbasiyyah. Bahkan, khalifajnya yaitu Al-Mutashim dipenggal kepalanya. Bukan hanya istana yang dihancurkan, tapi seluruh bangunan di Baghdadpun ikut diratakan dengan tanah. Seluruh warga kota dibunuh, kecuali segelintir yang berhasil meloloskan diri.
Semua buku di perpustakaan Baghdad yang merupakan terbesar di dunia kala itu, dimusnahkan dan dibuang ke Sungai Tigris hingga air sungai berwarna hitam oleh tintanya.praktis pada masa itu, Asia Tengah dikuasai Mongol dan tentara Islam hancur. Pada saat itulah para ulama bangkit, mereka mengorganisir kelompok-kelompok gerilyawan dan bersama pasukan Mameluk dari Mesir. Hingga berhasil membendung ekspansi pasukan Mongol, bahkan untuk pertama kalinya mengalahkan mereka.
Dalam pertempuran dahsyat yang dikenal sebagai pertempuran Ain Jalut di Palestina pada 3 September 1260, Hulagu Khan yang menghancurkan kekhalifahan Islam dan mendirikan Dinasti Ilkhan ternyata dikemudian harinya. Sang cucu Ahmad Teguder yang menjadi raja ke-3 Dinasti tersebut, justru memeluk agama islam.
Baca Juga: Apa Itu Tokutei Ginou? Bagaimana Cara Mendaftar Program Tokutei Ginou?
Takdir berkata lain, sayangnya ia hanya berkuasa selama 2 tahun saja (1282-1284) karena dibunuh oleh saudaranya. Kemudian raja ke-7, yaitu Ghazan pada tahun (1295-1304) mengikuti jejak pemimpin sebelumnya memeluk agama islam dan menjadi Mahmud Ghazan. Mulai saat itu, posisi umat Islam kembali memperoleh keleluasaan dan peradaban islam dibangun kembali meski harus mulai dari awal lagi.
Spirit dari redaksi sholawat Asyghil dan latar belakang kisahnya, telah nampak sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia kini. Biarlah orang-orang zalim bertarung dengan sesamanya. Jangan sampai umat dan para ulama menjadi korban mereka. Seperti pepatah mengatakan “Gajah bertarung sama Gajah, pelanduk mati di tengah-tengah “.***
Artikel Terkait
Tips dan Rahasia Shiren Sungkar yang Selalu Terlihat Muda dan Menawan
Geram dengan Kasus Penganiayaan oleh Anak Pejabat Pajak, Hotman Paris Sebut Mario Dandy Sadis
PeduliLindungi Bertransformasi Jadi Satu SehatMobile, Gebrakan Kemenkes di Era Digital Agar Tak Ketinggalan!
Bagaimana Cara Menjadi Reseller di Tiktok? Simak Penjelasannya Yuk!
Top 7 Brand Skincare Korea Terbaik
Jadwal Puasa Ramadhan 2023 di Indonesia Berdasarkan Muhammadiyah, NU, dan Pemerintah
Resep Membuat Mille Crepes yang Enak dan Anti Gagal